Kemitraan Industri dan Perguruan Tinggi dalam rangka membangun jaringan guna memperkuat dan memperlancar pelaksanaan program merdeka belajar

Program Magang Kerja yang dilakukan Perguruan tinggi vokasi yang memberikan beberapa manfaat pada mahasiswanya. Mahasiswa yang memiliki pengalaman kerja yang berkualitas akan menolongnya dalam mendapatkan pekerjaan yang lebih baik begitu mereka lulus. Disisi lain para pengguna lulusan berharap mahasiswa memiliki beberapa pengalaman kerja sebelum mereka lulus karena dunia usaha banyak yang tidak punya waktu untuk melatih para lulusan begitu mereka diterima kerja. Dunia usaha butuh lulusan yang siap kerja, dengan kompetensi kunci yang sudah dimilikinya. Pengalaman kerja imdustri dapat membantu meningkatkan kompetensi tersebut.
Pengalaman kerja yang selaras dengan kurikulum program studi memiliki banyak kelebihan. Mahasiswa perlu mempersiapkan dengan seksama sebelum memulai praktek kerja dengan mempelajari keterampilan-keterampilan kunci dan keterampilan-keterampilan yang menyangkut bidang studi, employability skills (seperti manajemen waktu) dan instink bisnis. Mereka juga perlu bisa mengambil hikmah atas, dan belajar dari, pengalamannya. Disamping itu, melalui program magang mereka berkesempatan mengaplikasikan keterampilanketerampilan akademiknya (misal: berfikir analitis dan kritis) ke tempat kerja. Sebagai konsekuensi dari semua itu maka diperlukan suatu investasi yang besar untuk pengembangan staf dan waktu dari staf jika ingin mahasiswanya mendapatkan yang terbaik dari praktek kerja. Para mahasiswa perlu dipersiapkan agar dapat memaksimalkan pembelajaran mereka selama dalam magang, dan mengambil hikmah dan belajar dari pengalaman kerjanya. Implikasinya bagi pendidikan tinggi sangat besar yang menuntut tindakan nyata dengan meninjau kembali kurikulum-nya yang sekarang dan merevisi-nya agar supaya bisa menghasilkan lulusan yang siap kerja.
Terdapat tiga pihak yang berkepentingan langsung dengan program magang yaitu pendidikan tinggi, mahasiswa dan dunia kerja. Magang adalah salah-satu dari banyak cara terbaik yang efektif dalam meningkatkan employability skills paralulusan yang secara bersamaan juga memperluas dan meningkatkan pengalaman Perguruan Tinggi. Pembelajaran praktek kerja lebih relevan dalam jenis pendidikan vokasi program diploma ketimbang pendidikan akademik. Upaya untuk mencapai kualitas lulusan pendidikan vokasi yang sesuai dengan tuntutan dunia kerja, perlu didasari dengan kurikulum yang dirancang dan dikembangkan dengan prinsip kesesuaian dengan kebutuhan stakeholders. Kurikulum pendidikan vokasi secara spesifik memiliki karakter yang mengarah kepada pembentukan kecakapan lulusan yang berkaitan dengan pelaksanaan tugas pekerjaan tertentu. Kecakapan tersebut telah diakomodasi dalam kurikulum jurusan Administrasi Bisnis khususnya yng telah mengadopsi kurikulum yang mengacu pada KKNI yang mana pada kurikulumnya terdiri dari kompetensi sikap, kompetensi umum dan khsus serta pengetahuan.
Pengalaman kerja magang dalam arti luas bisa merupakan bagian dari kurikulum program studi, atau sebagai pengalaman kerja/experiental learning yang bersifat ad-hoc diluar program studi. Semua itu memberikan peluang pembelajaran yang serupa. Perbedaannya terletak pada jumlah, rentang waktu dan kedalaman.
Sesuai dengan konsep pembelajaran dari David Kolb (dalam Arikunto,2007) bahwa pembelajaran yang total dan tuntas terjadi apabila pembelajarannya terdapat unsur pengalaman konkrit disamping pembelajaran reflektif, pembelajaran abstraktif konseptualistik, dan pembelajaran eksperimen pembuktian. Pembelajaran yang hanya mengandalkan pemberian perkuliahan kepada para mahasiswa di ruang kelas tanpa memberikan kesempatan pembelajaran di dunia nyata,meninggalkan mahasiswa tanpa pembelajaran atau pemahaman terhadap pelajaran yang total (Meredith, 2005). Tataran era masyarakat ekonomi baru yang berbasis pengetahuan memunculkan paradigma baru yang memunculkan dunia usaha dan industri menjadi tempat pembelajaran yang sah dan penghasil pengetahuan baru yang relevan yang mungkin meruntuhkan posisi monopoli pendidikan tinggi sebagai satu-satunya pusat pembelajaran dan sumber penghasil pengetahuan. Oleh karena itu hubungan kolaborasi kemitraan antar Pergurun Tinggi, mahasiswa, dan dunia kerja dalam mensukseskan program magang semakin dituntut untuk lebih intensif lagi karena alam era ekonomi berbasis pengetahuan maka peran pembelajaran semakin sentral dan sangat menentukan daya saing dan pembangunan ekonomi bangsa
Magang adalah kegiatan mandiri mahasiswa yang dilakukan di luar kampus seperti pada lembaga/institusi pemerintah, swasta, maupun lembaga swadaya masyarakat/ lembaga non pemerintah untuk mendapatkan pengalaman kerja praktis yang sesuai dengan kompetensi program studi dan peminatan mahasiswa melalui metode observasi dan partisipasi. Tujuan pokok magang/praktek umum/praktek kerja lapang yaitu untuk menciptakan sumber daya manusia (SDM) yang unggul dengan cara memberi pengalaman kerja praktis kepada mahasiswa agar mahasiswa bisa langsung bekerja pada institusi pemenrintah, swasta, atau lembaga non pemerintah.
Saat sekarang praktek umum/praktek kerja lapang dilakukan kurang dari 6 bulan. Praktek umum/praktek kerja lapang selama kurang dari 6 bulan dinilai tidak cukup memberi pengalaman kerja ke Mahasiswa. Disamping itu, praktek yang hanya selama kurang dari 6 bulan dinilai tidak bermanfaat bahkan mengganggu aktivitas ditempat praktek Mahasiswa. Oleh karena itu, waktu praktek kerja atau magang perlu diperpanjang selama 6 bulan (1 semester) sampai 12 bulan (2 semester) agar cukup memberi pengalaman kerja kepada mahasiswa dan memberi kesempatan kepada institusi untuk mencari calon pekerja yang sesuai dengan kebutuhan institusi tempat mahasiswa magang.
Menurut Kurikulum Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM), bobot magang yaitu 20 satuan kredit semester (sks). Satu sks setara dengan 170 menit per minggu, dan 16 minggu per semester. Jadi 1 sks sama dengan 170 menit x 16 minggu/semester = 2.720 menit/semester. Magang yang berbosot 20 sks setara dengan 54.400 menit atau 906,67 jam. Menurut Departemen tenaga kerja, jumlah kerja tenaga kerja yaitu 40 jam perminggu. Jadi magang yang selama 906,67 jam setara dengan 22,67 minggu (906,67 /40 ) atau 5,67 bulan (22,67/4). Jadi lama pelaksanaan magang yang berbobot 20 sks yaitu selama 6 bulan.
Disamping untuk memberi pengalaman kerja praktis di institusi di luar kampus kepada mahasiswa, tujuan magang yaitu untuk meningkatkan kompetensi mahasiswa. Kompetensi tersebut terdiri atas kompetensi soft skill dan kompetensihard skill.

membangun net working, mou, akses alumni di industri, mempersingkat waktu tunggu an meningkatkan inovasi dan pengembangan kompetensi

kemitraan industri, desain magang 6 bulan